Dinasti Penguasa Khwarizmia
Di era kejayaannya, wilayah Khwarizmia sempat dikuasai sebuah kerajaan bernama Dinasti Khwarizmi. Tak jelas betul, kerajaan itu berdiri. Yang jelas, dinasti itu didirikan oleh Anush Tigin Gharcai - seorang bekas budak Sultan Seljuk yang ditunjuk sebagai Gubernur Khwarizmia. Kerajaan Khwarizmi hanya mampu bertahan hingga tahun 1220 M, setelah dihancurkan pasukan Mongol di bawah pimpinan Jengis Khan.
Sejak tahun 992 M hingga 1041 M, wilayah itu dikuasai Kerajaan Ghaznavid. Namun, pada tahun 1077 M, Khwarizmia berhasil ditaklukkan Dinasti Seljuk. Sejak saat itu, sultan Seljuk menugaskan Anush Tigin Gharcai sebagai gubernur di provinsi Khwarizmia. Pada tahun 1141 M, Sultan Seljuk, Ahmed Sanjar dikalahkan Kara Khitay. Cucu Anush Tigin, Ala Ad-Din Aziz terpaksa bergabung ke Kara Khitay.
Sultan Ahmed Sanjar pada tahun 1156 M terbunuh, ketika negara Seljuk mengalami chaos. Momen itu dimanfaatkan para penguasa Khwarizmi untuk mengembangkan wilayah kekuasaannya ke selatan. Pada tahun 1194 M, sultan terakhir Kerajaan Seljuk, Togrull III dikalahkan penguasa Khwarizmia, Ala ad-Din Tekish. Selain menyudahi kekuasaan Seljuk, dia juga membebaskan diri dari pengaruh Kara Khitay.
Memasuki abad ke-12 M, Tekish meninggal dunia dan digantikan puteranya Ala ad-Din Muhammad. Di era kekuasaan Ala Ad-Din Muhammad itulah seluruh kekuasaan Seljuk Raya berhasil ditaklukkan. Dia kemudian mendaulat dirinya sebagai Shah - gelar raja Persia. Ala Ad-Din Muhammad pun sangat dikenal sebagai Shah Khwarizmi. Wilayah kekuasaan Kerajaan Khwarizmi semakin meluas, ketika pada tahun 1212 M, dia mengalahkan Gur-Khan Kutluk dan menguasai tanah Kara Khitay.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Khwarizmi pun membentang mulai dari Syr Darya hingga Baghdad dan dari Sungai Indus hingga ke Laut Kaspia. Sayangnya, kekuasaan Kerajaan Khwarizmi tak mampu bertahan lama. Pada tahun 1218 M, Jengis Khan mengirimkan duta perdagangannya ke negara yang tengah maju dan berkembang pesat itu. Namun, pemerintahan Khwarizmi menolak tawaran dagang dari penguasa Dinasti Mongol itu.
Jengis Khan yang dikenal sosok brutal dan sadis pun menuntut pertanggungjawaban Shah Khwarizmi. Invasi pun dilakukan. Tak kurang dari 200 ribu pasukan Mongol menyerbu wilayah kekuasaan Kerajaan Khwarizmi. Dalam waktu dua tahun, kawasan Asia Tengah dikuasai dan ditaklukkan tentara Mongol. Wilayah-wilayah penting dalam peradaban Islam seperti, Bukhara, Samarkand, dan ibu kota Khwarizmia, Urgench dihancurkan. Sultan Ala Ad-Din Muhammad mencoba menyelamatkan diri dari serangan ganas pasukan Jengis Khan itu dan beberapa pekan kemudian wafat di sebuah pulau di Laut Kaspia. Putera Sultan Ala Ad-Din Muhammad, Jalal Ad-Din Manguberdi pun menggantikan posisi ayahnya sebagai sultan baru. Namun, dia menolak menggunakan gelar shah.
Sultan Jalal Ad-Din pun mencoba untuk menyelamatkan diri dari kepungan tentara Mongol dengan melarikan diri ke India. Upaya untuk lolos dari kejaran tentara Mongol tak berlangsung mulus. Dalam Pertempuran Indus, sang sultan kalah. Namun, Jala Ad-Din berhasil meloloskan diri ke Kesultanan Delhi.
Ketika Khwarizmia dihancurkan Mongol, penduduk di wilayah itu memilih menjadi tentara bayaran di Irak utara. Para tentara bayaran asal Khwarizmia itu sempat disewa Salih Ayyub, Sultan Dinasti Ayyubiah yang berpusat di Mesir untuk melawan Salih Ismail. Tentara bayaran dari Khwarizmia itu terlibat dalam Perang Salib. Berkat kekuatan tentara Khwarizmia, umat Islam mampu menguasai Yerusalem hingga tahun 1917 M - ketika Inggris mengambilalihnya dari Kerajaan Usmani Turki. hri/yto
Foto: twccenter.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar